18 Maret 2009

Apa bahasa gaul Salah?

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan email dari Sdr. Intan terkait dengan tulisan saya bertajuk "Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia". Serangkaian pertanyaan diajukan oleh Sdr. Intan. Inilah jawaban saya.

Sdr Intan yang baik.
Terima kasih atas atensi dan komentar Anda atas artikel saya bertopik “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia”.
Tentang pertanyaan Anda, perlu saya jelaskan sebagai berikut.

1.Apakah bahasa gaul salah?
Bahasa gaul yang dipakai di kalangan remaja tidak salah. Sebab, semua bahasa yang hidup, termasuk bahasa Indonesia, selalu berkembang sesuai dengan perkembangan dan keperluan pemakaiannya. Bagi kalangan remaja, bahasa gaul dianggap bahasa (sebagai alat komunikasi) yang dapat mewakili keperluan ekspresi dengan sesama dan dapat menunjukkan jati dirinya lewat istilah-istilah khas yang mereka gunakan.
Dilihat dari sosok ideal bahasa Indonesia, bahasa gaul dinilai pembina bahasa Indonesia (khususnya guru) dan tatabahasaan sebagai bahasa yang menyimpang karena akan mengarah ke perkembangan bahasa Indonesia secara divergen. Keresahan ini tidak perlu terjadi apabila pembina bahasa menyadari bahasa gaul tidak akan berinterferensi ke ranah pemakaian bahasa yang lain. Ketika keluar dari komunitas remaja, mereka (pemakai bahasa gaul) tidak akan lagi menggunakan bahasa gaul. Mereka akan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia sesuai dengan komunitas barunya.

2.Apakah kita selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam setiap situasi?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut perlu dijelaskan terlebih dahulu tenang istilah “bahasa Indonesia yang baik dan benar “. “Bahasa Indonesia yang baik” adalah pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan konteks situsi dan kondisi; sedangkan “bahasa Indonesia yang benar” adalah pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan. Bahasa Indonesia yang dipakai sesuai dengan konteks tetapi tidak sesuai dengan kaidah akan berdampak tidak atau kurang dipahami maksudnya. Sementara itu, bahasa Idonenesia yang dipakai sesuai dengan kaidah tetapi tidak sesuai dengan konteks akan terlihat janggal dan lucu.
Ilustrasi berikut dapat memperjelas fenomena di atas. Suatu pagi dua anak kos sekamar yang sudah akrab bersiap-siap berangkat kuliah. Si A masuk ke kamar mandi terlebih dahulu. Karena lama di kamar mandi, Si B mengikatkannya agar cepat-cepat keluar dari kamar mandi sebab jam kuliah tinggal sepuluh menit. Apalagi, si B juga belum mandi. Apakah si B mengungkapnya dengan kalimat “Mas, cepat-cepat keluarlah dari kamar mandi agar tidak terlambat kuliah!” (sambil mengetuk pintu kamar mandi tiga kali). Kalimat tersebut benar secara kaidah tetapi kaku secara konteks. Yang baik dan tidak menyalahi kaidah adalah “Cepat keluar, Mas! Nanti terlambat!”

3.Apakah bahasa Indonesia yang baik dan benar melingkupi bahasa Indonesia zaman dulu (yang belum disempurnakan) dan bahasa Indonesia sekaragn (sesuai dengan EYD)?
Pertanyaan ini mencampuradukkan antara konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar dan konsep EYD. EYD (Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan) adalah pedoman atau aturan penulisan yang harus disepakati dalam tulis-menulis bahasa Indonesia. Jadi, bersifat instruksi. Oleh karena itu, ada SK-nya dari Pemerintah. Sebagai kelengkapannya, Pemerintah juga mengeluarkan Pedoman Penulisan Istilah. Kedua pedoman ini mestinya (bahkan harus) dipatuhi pemakai bahasa Indonesia agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif.
Terkait dengan EYD (dan juga penulisan istilah) ini harus diterapkan secara benar. Tidak ada hubungannya dengan bahasa Indonesia lama atau baru. Misalnya, kalau ejaan lama frase “di kelas” ditulis gandeng dikelas, maka sekarang harus ditulis di kelas (terpisah); istilah asing “object” pada ejaan lama ditulis obyek, ejaan baru harus ditulis objek.
Saat ini yang justru menjadi masalah adalah penulisan istilah asing yang sering salah. Pemakai bahasa Indonesia masih saja menulis sistim, kwitansi, apotik, standarisasi, legalisir, jadual padahal yang benar sesuai dengan Pedoman Istilah adalah sistem, kuitansi, apotek, standardisasi, legalisisasi, jadwal.
Demikian penjelasan yang dapat saya sampaikan. Semoga ada manfaatnya. Mari kita bersikap positif terhadap bahasa Indonesia. Jadikan bahasa Indonesia berkembang secara konvergen lewat pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2 komentar:

  1. assalamu;alaikum, pak masnur. wah, tulisan bapak benar2 bermanfaat untuk kepentingan dunia pendidikan umumnya dan dunia pembelajaran bahasa pada khususnya. terima kasih atas suguhan dan menu tulisan2nya yang menarik dan mencerahkan, pak.

    BalasHapus
  2. assalamu'alaikum pak masnur. saya salah satu mahasiswi bapak di universitas malang.pak saya pengen belajar banyak dari bapak.bapak ada waktu?

    BalasHapus